Alamat

Jl. Raya Panglegur KM.4 Pamekasan

Telp./WA

+62 87830141747

Email

prodiiqt@iainmadura.ac.id

Dosen Prodi IQT Mengikuti Program Nasional Training of Trainer Penguatan Moderasi Beragama di Makasar

  • Diposting Oleh Admin Web IQT
  • Senin, 4 Desember 2023
  • Dilihat 54 Kali
Bagikan ke

 Dalam upaya memperkokoh harmoni sosial dan meningkatkan pemahaman akan moderasi beragama, Kementerian Agama RI bekerja sama dengan LPDP dan UIN Alauddin Makasar menyelenggarakan Program Training of Trainer (ToT) Penguatan Moderasi Beragama (PMB) Tahun 2023 di Hotel Claro mulai, 27 Nopember – 3 Desember 2023. Salah satu partisipan yang terpilih dalam program ini adalah Mohammad Farah Ubaidillah, M.Th.I., Dosen dari Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Madura.

Kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor III Prof. Khalifah Mustami selaku kuasa rektor UIN Alauddin Makassar, di dampingi oleh Prof. Dr. H Andi Marjuni selaku Sekretaris LP2M, dan Prof. Supardin selaku Kepala Pusat Puskaistek LP2M.

Amiruddin Kuba selaku Kasubtim PKM Litapdimas Diktis Kemenag menyebutkan bahwa UIN Alauddin kali ini mendapatkan kuota 30 orang, namun jika kedepannya hasil pelaksanaan tahun ini memenuhi standar ketentuan tentunya akan diberikan lagi kuota yang lebih banyak tahun depan.

“Pelaksanaan TOT moderasi beragama ini sangat penting karena kita sangat kekurangan fasilitator sehingga dengan adanya TOT ini maka sangat diharapkan nanti dari peserta yang hadir ini tahun depan bisa menjadi trainer moderasi beragama,” tegas Amiruddin.

ToT ini memiliki tujuan utama untuk melahirkan tenaga pelatih terampil dalam bidang moderasi beragama, khususnya dari kalangan dosen perguruan tinggi keagamaan. Hal ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam membangun harmoni sosial, memperkuat toleransi, serta mewujudkan kerukunan dalam keberagaman. Beberapa dosen dari berbagai perguruan tinggi keagamaan terpilih untuk mengikuti program ini setelah melewati proses administrasi yang ketat. Salah satu syarat utama yang harus dipenuhi adalah pengiriman makalah yang menjadi indikator penguasaan mereka terhadap tema moderasi beragama.

Ketua Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Dr. Delta Yaumin Nahri, Lc., M.Th.I. sangat memberikan dukungan penuh terhadap keikutsertaan Mohammad Farah Ubaidillah, M.Th.I. dalam program ToT PMB ini. "Alhamdulillah, salah satu dosen Prodi IQT diberi kesempatan untuk mengikuti program ToT Moderasi Beragama. Terasa membanggakan memiliki seorang dosen yang terpilih mengikuti program di level nasional pada penguatan moderasi beragama. Menjadi harapan besar kami adalah lahirnya beberapa pelatih terampil moderasi beragama dengan pemahaman moderat dan mampu mentransformasikan ilmu yang didapat kepada teman sejawat dan kepada mahasiswa Prodi IQT agar menciptakan lingkungan kampus dan masyarakat yang lebih harmonis," ungkapnya dengan antusias.

Kehadiran Mohammad Farah Ubaidillah, M.Th.I. sebagai salah satu peserta dalam program ini memberikan harapan baru akan berkembangnya pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam tentang moderasi beragama di lingkungan akademis. Semoga, melalui kontribusi dari para peserta ToT PMB, nilai-nilai moderasi beragama dapat lebih ditekankan dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, menjadikan masyarakat Indonesia lebih inklusif dan berdampingan dalam keragaman yang ada. 

Kegiatan ini ditutup Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof Dr Kamaluddin Abunawas M Ag di Hotel Claro, Kota Makassar, Minggu 3 Desember 2023. Hadir dalam penutupan ini, Staff Khusus Menteri Agama, Hasanuddin Ali, Wakil Rektor Bidang AUPK, Ketua dan Sekretaris serta Kapus Pukaistek LP2M. 

Staff Khusus Menteri Agama, Hasanuddin Ali menegaskan pentingnya Moderasi Beragama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ia menyebutkan bahwa program ini muncul sebagai respons terhadap polarisasi yang terjadi selama Pemilu 2019 dan Pilkada DKI 2017. "Agama menjadi salah satu pemicu polarisasi, dan program Moderasi Beragama diharapkan dapat mengembalikan kehidupan umat beragama ke suasana yang rileks dan harmonis seperti pada tahun 1980-an," paparnya.

Sementara itu, Ketua LP2M, Dr Rosmini Amin,menegaskan bahwa isu Moderasi Beragama ini sesungguhnya adalah isu kemanusiaan. Mantan Ketua PSGA ini menekankan bahwa Moderasi Beragama bukan hanya wacana, melainkan menjadi isu kemanusiaan yang harus diperjuangkan oleh semua dosen. "Diharapkan peserta dapat menjadi duta moderasi beragama yang aktif dalam memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan di tengah-tengah kompleksitas kehidupan beragama saat ini," pungkasnya. (dyn)