Alamat

Jl. Raya Panglegur KM.4 Pamekasan

Telp./WA

+62 87830141747

Email

prodiiqt@iainmadura.ac.id

Menyasar Peningkatan Literasi Baca Tulis Al-Qur'an (BTQ), Mahasiswa Prodi IQT Melaksanakan KpM Internasional bagi Anak-anak Migran di Malaysia

  • Diposting Oleh Admin Web IQT
  • Kamis, 13 Juni 2024
  • Dilihat 83 Kali
Bagikan ke

Lima dosen Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Madura melaksankan pengabdian kepada masyarakat (PkM) Internasional di Madrasah Al-Haamil Quran As-Syaatibi Kuala Lumpur Malaysia, Sabtu (1/6/2024). Mereka adalah Moh. Zuhdi, M.I.Kom (Kaprodi KPI), Dr.Delta Yaumin Nahri, Lc., M.Th.I (Kaprodi IQT), Khairul Muttaqin, M.Th.I (Kaprodi ILHA), Heny Triyaningsih,MA (Sekprodi KPI), Hafidlatul Fauzuna, M.I.Kom (Ketua Laboratorium) serta 6 orang mahasiswa yang terdiri dari masing-masing tiga prodi yang lulus mengikuti seleksi program Penelitian dan PkM Internasional di Malaysia.

Tema yang diangkat dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM) Internasional ini soal "Moderasi Beragama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara perspektif ilmu alquran, hadis dan komunikasi islam". Mengingat pentingnya moderasi beragama, karena di jaman sekarang sangat beragam kajian seperti moderasi beragama, moderasi Islam, dan lain sebagainya. Banyaknya pandangan mengenai moderasi masih banyak diperbincangkan disetiap kajian keIslaman di Indonesia. Untuk itu lahirlah kebijakan mengenai pendirian rumah moderasi di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN).

Ajaran suatu agama sering sekali muncul yang sangat berbeda dengan fakta yang ada di masyarakat, karena itu diharapkan perilaku saling menghargai dapat dilakukan antar umat beragama. Untuk itu, untuk melihat moderasi agama Islam sangat penting merujuk kepada Nabi Muhammad SAW, agar dapat dipahami dan diimplementasikan dalam kehidupan manusia dalam berbangsa dan bernegara dengan mengamati perkataan-perkataan Nabi dan para sahabat secara komprehenshif. Dengan    keteladanan Nabi Muhamamd SAW dapat menjadi pedoman masyarakat Muslim untuk dapat     melaksanakan ibadah dan sosial keagamaannya dengan baik.

Untuk itu, tiga prodi yang ada di fakultas ushuluddin dan dakwah IAIN Madura yakni prodi KPI, IQT, dan ILHA berkolaborasi melaksanakan pengabdian kepada masyarakat (PkM) Internasional di Madrasah Al-Haamil Quran As-Syaatibi Kuala Lumpur Malaysia ini. Ditempat ini terdapat tiga negara yang belajar soal islam yaitu dari negara Malaysia sendiri, Indonesia, dan Kamboja. Melihat secara dekat bagaimana pemahaman dan perkembangan moderasi beragama dijalankan, sehingga dapat dikaji dalam tiga pendekatan atau perspektif ilmu alquran, hadis dan komunikasi Islam.

Kaprodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Moh. Zuhdi, M.I.Kom menuturkan bahwa prodi KPI memilih Madrasah Al-Haamil Quran As-Syaatibi ini selain sebagai tempat PkM juga dijadikan objek penelitian yang fokus pada bagaimana ustadz atau pengasuh tersebut berjuang dalam dakwahnya dengan mendirikan tempat pembelajaran bagi para pembelajar dari tiga negara yaitu Malaysia, Indonesia dan Kamboja. Mengingat tempatnya berada ditengah – tengah lingkungan china dan india yang berbeda agama dan tempat hiburan malam, namun mampu mengimbangi aktivitas dilingkungan sekitar. “Hal itulah yang menjadi daya tarik dari masing-masing tiga prodi, untuk mempresentasikan soal pentingnya belajar dan memahami moderasi beragama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ditinjau dalam perspektif ilmu alquran, hadis dan komunikasi islam sehingga dapat memberikan tambahan pengetahuab soal moderasi beragama dapat menjadi solusi setiap persoalan yang terjadi dimasyarakat.” Ungkapnya.  

Pengabdian kepada masyarakat tersebut dilaksanakan di Madrasah Al-Haamil Quran As-Syaatibi Kuala Lumpur Malaysia dipilih berdasarkan kesesuaian dengan target objek tema pengabdian yang telah ditentukan, yakni membumikan moderasi beragama bagi pelajar dari negara Indonesia, Malaysia dan Kamboja.

Menurut Mohammad Hafidz Zakiyuddin, ada banyak masyarakat Muslim Indonesia dan Kamboja yang tinggal di wilayah-wilayah tersebut untuk belajar islam dan menghafal alquran. Menurutnya, hal tersebut dapat menciptkan kehidupan sosial maupun beragama yang harmonis, belajar budaya antar negara dari masing-masing pelajar.
"Mereka adalah anak-anak yang butuh perlindungan, yang butuh pendidikan yang berkeadilan dan berkeadaban. Keberadaan Muslim Indonesia, Malaysia, dan Kamboja menjadi ambasador dalam hal keramahan sosial dan beragama dimana mereka tinggal dan ini adalah bagian dari misi saya untuk berdakwah melalui Pendidikan tahfidz ini, saya juga bisa belajar komunikasi antar budayanya dan karakternya". ungkap ustadz Zakiyuddin selaku pendiri dan pengasuh Madrasah Al-Haamil Quran As-Syaatibi ini.