Alamat

Jl. Raya Panglegur KM.4 Pamekasan

Telp./WA

+62 87830141747

Email

prodiiqt@iainmadura.ac.id

Prof. Dr. Sudirman Hasan Beri Pendampingan Kepada Tim Borang Akreditasi Prodi IQT pada Acara FGD Penyiapan Borang Akreditasi Program Studi Menuju APT Unggul

  • Diposting Oleh Admin Web IQT
  • Sabtu, 15 Juni 2024
  • Dilihat 70 Kali
Bagikan ke

Surabaya - Pada hari terakhir kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura kembali melakukan pendampingan penyusunan borang akreditasi. Kegiatan yang diadakan di aula pertemuan di hotel Southern Surabaya, Sabtu, 15 Juni 2024 tersebut, berkesempatan mereviu prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IQT) sebagai sampel, sekaligus menyampaikan ulasan-ualasannya hasil borang akreditasi yang direview oleh asesor eksternal. Asesor eksternal ini didatangkan dari UIN Malang Prof. Dr. Sudirman Hasan, M.A., CAHRM.

Dalam kegiatan tersebut, Dr. Nurul Hadi, M. Pd yang bertindak sebagai moderator menjelaskan bahwa kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan memberikan pendampingan, khususnya bagi program studi yang akan segera melakukan re-akreditasi. Beliau juga memberikan dukungan kepada segenap dosen yang terlibat dalam pengerjaan borang akreditasi program studi serta mengapresiasi para dekan dan wakil dekan yang ikut mendampingi selama kegiatan FGD berlangsung.

Dalam kesempatan tersebut, Prof. Dr. Sudirman Hasan, M.A., CAHRM dalam pemaparannya menyampaikan tentang hal-hal yang harus disiapkan dalam persiapan penyusunan borang akreditasi. Beliau juga menerangkan mengenai kekurangan-kekurangan yang sering terjadi dalam penulisan borang akreditasi dan hal-hal teknis lainnya. Narasumber menekankan beberapa hal terkait teknis dalam penulisan borang akreditasi.

Menurutnya, dalam penyusunan borang perlu ditonjolkan ciri khas dari program studi. Sebuah program studi harus memiliki sesuatu yang unik dan berbeda dengan program studi yang sama di universitas atau perguruan tinggi lain. Meski sama prodinya, tapi setiap prodi yang ada di perguruan tinggi memiliki perbedaan dari berbagai aspek atau kriteria. “Program studi yang memiliki nilai akreditasi yang maksimal akan menjadi rujukan oleh masyarakat dalam menuntut ilmu sehingga akan banyak mahasiswa yang mendaftar di program studi tersebut.” Jelasnya.

Ia juga memaparkan soal pentingnya DTPS, yang merupakan seluruh dosen yang mengajar pada program studi tersebut sehingga DTPS tidak hanya merupakan dosen homebase tetapi bisa saja dosen dari program studi berbeda yang mengajar di program studi yang diakreditasi. Kinerja dari dosen DTPS harus ditampilkan dalam penyusunan borang akreditasi.

“Dalam DTPS yang sering ditanyakan oleh asesor terkait penelitian DTPS yang melibatkan mahasiswa, penelitian DTPS yang melibatkan mahasiswa, tema penelitiannya harus sesuai dengan roadmapnya atau peta jalan yang ditulis, kemudian untuk kolom judul kegiatan isinya berupa laporan penelitian.” jelasnya.

Selain itu, untuk menjadi akreditasi unggul, program studi harus ada mahasiswa asing yang menjadi prioritas untuk mengupgrade nilai, serta prestasi akademik dan non akademik yang internasional, juga daya tampung seleksi mahasiswa baru, rekognisi dosen dan karya ilmiah DTPS juga banyak ditanyakan oleh asesor.

“Rekognisi dosen salah satunya jika bicara pernah menjadi juri, penguji bisa bisa menjadi penghambat bagi asesor yang ketat karena dipedoman tidak ada tulisan yang tertulis tentang juri/penguji. Begitu juga HKI karya DTPS harus ada kesesuaian dengan bidang keilmuan atau keahliannya jika tidak HKInya akan di cut oleh asesor.” Tegasnya.

Lebih lanjut Guru besar UIN Maulana Malik Ibrahim ini, menjelaskan bahwa setiap penyusunan borang akreditasi senantiasa mengacu pada analisis SWOT. Pada standar penelitian, perlu disesuaikan dengan standar penelitian yang telah ditetapkan, baik penelitian kompetisi maupun mandiri. (MZ)